MAKALAH
Dosen
Pembimbing :
H.Muh.Mahbub,
M.Si
Disusun
Oleh :
Syaiful
Ali Nurdin 123111413
FAKULTAS
TARBIYAH DAN BAHASA
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Budaya
adalah perwujudan dari cipta,rasa dan karsa manusia, makadari itu munculnya
sebuah kebudayaan sering kali sebagai jawaban atas banyak hal yang menjadi
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.Pikiran dan perbuatan yang dilakukan
manusia secara terus menerus pada akhirnya menjadi sebuah tradisi.Sejalan
dengan adanya penyebaran agama, maka tradisi yang ada di masyarakat berkembang
juga dipengaruhi oleh ajaran agama.Pada masyarakat jawa yang mengingat kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta meyakini adanya hal-hal yang bersifat ghaib.
Berbagai
macam cara dilakukan untuk menunjukan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas anugrah yang telah diberikan. Salah satunya adalah tradisi Upacara Adat
Bersih Desa Mbah KetibDurahman di Desa Suruh, Kecamatan
Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.Upacara ini rutin dilakukan satu tahun sekali dengan mengadakan
pertunjukan wayang kulit.Hal ini diyakini agar hasil panen tahun depan terus
meningkat, para warganya terhindar dari malapetaka dan desa terbebas dari
bencana.
Di dalamnya selain terdapat ucapan syukur tetapi juga
terdapat interksi sosial antara warga desa dengan yang lainnya, interaksi
antara manusia dengan Tuhannya dan juga ada interaksi manusia dengan dunia lain
yang hidup berdampingan dengan manusia seperti roh dan para arwah leluhur dan
sebagai akhir tradisi terdapat pertunjukan wayang yang menjadi hiburan bagi
warga. Bersih desa ini memiliki makna yang luas bagi masyarakat yang
mempercayai dan yang mempunyai tradisi ini.
1.2 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui
pengertian wayang kulit.
b. Mengetahui
pengertian bersih desa.
c. Mengetahui
profesi dalam bersih desa.
d. Mengetahui
nilai-nilai dalam bersih desa.
e. Mengetahui
akulturasi tradisi bersih desa sekarang.
1.3 Rumusan
Masalah
a. Pengertian wayang kulit ?
b. Pengertian bersih desa ?
c. Apa saja profesi dalam bersih
desa ?
d. Apa saja nilai-nilai dalam bersih
desa ?
e. Bagaimana akulturasi tradisi
bersih desa sekarang?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni
tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa.Wayang berasal dari kata
Ma Hyangyang
artinya menuju kepada roh spiritual, dewa,
atau Tuhan
Yang Maha Esa.Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang
bermakna bayangan, hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang
dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang
juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan
yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang
terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau
lampu minyak (blencong),
sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat
bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus
memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Secara
umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata
dan Ramayana,
2.
Pengertian
Bersih Desa
3.
þÎTrãä.ø$$sùöNä.öä.ør&(#rãà6ô©$#urÍ<wurÈbrãàÿõ3s?ÇÊÎËÈ
Artinya :Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[1], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku
Bersih
desa yaitu salah satu upacara adat Jawa yang diselenggarakan setelah panen padi
dengan maksud untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil panen dan menjauhkan
warga desa dari malapetaka atau bala.Tradisi ini kadang juga disebut dengan
tradisi mreti desadan biasa digabung dengan upacara adat sedekah bumi atau
mreti bumi.Masing-masing daerah mempunyai tata cara dan profesi upacara masing-masing
tapi tujuannya sama.
Di zaman
dahulu upacara adat ini dikaitkan dengan Dewi Sri yang dianggap sebagai dewi
padi karena keberhasilan panen itu hasil dari kemurahan dari Dewi Sri yang
wajib disyukuri.
Adapun tujuan dilakukan bersih desa Mbah
KetibDurahman di Desa Suruhadalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan yang sudah memberi hasil panen padi yang melimpah.
b. Untuk menjaga keselamatan para warga
Desa
Suruhdari gangguan hal-hal ghaib, roh
atau arwah yang gentayangan, juga dari gangguan penyakit dan bencana
c. Untuk membersihkan desa Desa
Suruh dari malapetaka dan supaya
keadaannya menjadi lebih tentram dan aman.
3.
Profesi Bersih
Desa
Prosesi Tradisi Bersih desa biasannya dilakukan dibulan Sapar, tepatnya bersih desa Mbah
KetibDurahman di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten
Karanganyardilaksanakan pada hari Jum’at Pahing Sasi Sapar.
Kegiatan
diawali dengan adanya pengumuman tentang diadakannya kegiatan bersih desa dari
kelurahan kemudian disampaikan kepada masyarakat.Kemudian setelah hari dan
waktu ditentukan masyarakat bergotong royong untuk melakukan kegiatan bersih-
bersih dilingkungan sekitar desa, diantaranya membersihkan jalan- jalan
sepanjang desa dan disekitar desa
kemudian membersihkan makam.
Dalam
hal ini membersih makam dan jalan – jalan disekitar desa juga dikenal dengan nama “Gugur gunung”.
Kegiatan bersih- bersih itu dilakukan semua masyarakat baik perempuan atau lelaki, biasanya untuk ibu
– ibu membersihkan jalan – jalan yang sekitar rumah sedangkan yang bapak- bapak
lebih ketampat yang lain seperti makam, jalan menuju persawahan, dan lain
sebagaianya. Setelah kegiatan bersih – bersih atau gugur gunung itu selesai,
ibu- ibu yang sudah selesai biasanya berkumpul dirumah Lurah yakni kepala desa
untuk bersama memasak,atau dikenal kalau didesa wakah dengan nama “rewang”.
Masakan ini biasanya dimakan pada saat penutupan bersih desa. Sedangkan Bapak-
bapak biasanya membereskan tempat yang akan diganakan untuk pertunjukan wayang.
Karena dalam tradisi bersih desa di Desa Suruh ini biasanya ditutup dengan
pertunjukan wayang di lahan yang luas.Pada malam tersebut semua warga ikut
serta dalam acara tersebut, biasanya acara tersebut dimulai setelah isya’
dibuka dengan sambutan-sambutan kemudian sedikit karawitan karena di Deasa
Suruh terdapat gamelan jaman dulu yang masih biasa dimainkan oleh orang – orang
tua. Setelah acara tersebut sampai pada puncaknya yaitu pertunjukan
wayang..ketika seorang dalang sudah memulai atau “goro-goro” sudah dimulai
biasanya para warga sudah mulai banyak yang datang untuk melihat.
Dalam Tradisi ini sangat kental
dengan nilai kebersamaan karena semua lapisan masyarakat ikut terlibat
didalamnya.karena itu tradisi ini perlu dilestarikan.
4.
Nilai-nilai
dalam bersih desa
Pemahaman masyarakat terhadap tradisi
Bersih DesaMbah KetibDurahman di Desa Suruhrelatif normal, dengan adanya
kesadaran yang tinggi dan keyakinan mereka semua atau pemahaman masyarakat.
Tradisi Bersih Desa merupakan kewajiban
yang harus ditunaikan dan menurut warga masyarakat wakah banyak sekali berkah
dan manfaatnya bagi perubahan hidup masyarakat juga merupakan sarana untuk
memohon hajad (keingginan) agar Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rejeki dan
keselamatan kepada masyarakat DesaSuruh. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
tradisi Bersih Desa antara lain dalam mempersiapkan pelaksanaan Bersih Desa,
menyediakan keperluan pelaksanaan Bersih Desa, menjaga ketertiban pada
pelaksanaan Bersih Desa, pelestarian dan pengembangan budaya pada tradisi
Bersih Desa. Nilai pendidikan dalam tradisi Bersih Desa adalah dengan adanya
kebersamaan tanpa memandang status sosial, karena dihadapan Tuhan semua manusia
adalah sama. Nilai sosial pada Bersih Desa adalah bahwa perayaan tradisi
tersebut akan mendatangkan suatu pengaruh yang kuat berkenaan dengan kehidupan
sosial budaya. Nilai religius pada tradisi Bersih Desa adalah untuk lebih meningkatkan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pengucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah diberi berkah serta pertolongan di masa sekarang dan akan
datang.Perayaan tradisi Bersih Desa bagi
masyarakat wakah mempunyai dampak bagi masyarakat sekitarnya. Dampak dalam
bidang ekonomi pengucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberi
berkah dan pertolongan selama satu tahun dan mengharap ditahun yang akan datang
menjadi lebih baik. Dampak dalam bidang sosial budaya yaitu adanya kebersamaan
dalam memberikan simpatinya dalam menyelenggarakan tradisi Bersih Desa ini dapat mempersatukan kelompok-kelompok
dalam ikatan yang paling erat untuk hidup bersama dalam kerukunan. Semua ini
merupakan gambaran pola hidup gotong royong yang sangat kental bagi masyarakat
Indonesia. Dampak dalam bidang religius yaitu pemahaman masyarakat terhadap
tradisi Bersih Desa , merupakan ajaran turun temurun dari para leluhur dalam
rangka mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa.
5. Akulturasi tradisi bersih desa sekarang
Akulturasi
adalah pengambilan atau penerimaan satu
atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuandua atau beberapa
kebudayaan yang saling berinteraksi[2].Harapan pada masa depan yang lebih cermelang, disamping harus
dilakukan dengan pendekatan ilmiah rasional yang serba kasat mata, perlu juga
dilakukan pendekatan
adikodrat/supranatural yang bersifat spiritual. Upacara bersih desa
termasuk kegiatan batiniah yang bertujuan untuk mendapatkan ridho allah,
kegiatan bersih desa menjadi tradisi hampir seluruh kehidupan di pedusunan
Jawa. Bahkan ada yang meyakini bahwa bersih desa merupakan syarat spiritual
yang wajib dan jika dilanggar akan mendapatkan ketidakberkahan / kecelakaan.
Pagelaran
wayang kulit diadakan di banyak kota dan desa.Mereka percaya bahwa cara terbaik
untuk mangayubagya/ memperingati bersih desa yaitu dengan menonton pertunjukan
wayang kulit dimana para penonton akan menerima nasihat-nasihat berharga
mengenai kehidupankelakuan baik dan ajaran spiritual.[3]
Agama adalah sistem total dan kehadiran,
agama sering dua muka ; eksklusif, partikularis dan primordial. Islam juga
ilmiah, rasional, melepaskan penganut dari belenggu kepercayaan naturalis
mistis, kurafat dst. Namun agamajuga kaya akan identitas yang bersifat inklusif
universalis dan mengatasi sehubungan hal itu maka pendekatan agama pun tidak
tunggal, ada purifikatif/pendekatan konflik dan ada pendekatan sinkretik /pendekatan
akomodatif reformatif, kondisional, apresiasif sesuai dengan keadaan yang
dihadapi.
Pendekatan
purikatif adalah islam sebagai agama membutuhkan dukungan cara berfikir
rasional dan ilmiah. Tanpa itu, tauhid islambisa tumpul tarselubung dalam
berbagai metodologi yang serba khurafat.
Pendekatan
akomodatif reformatif pendekatan yang cenderung lebih menangkap ideal moralnya
daripada aspek legal formalnya. Kelebihan model ini adalah memahami islam yang
cenderung kontekstual, lentur, respektif, dan apresiatif terhadap budaya-budaya
local.[4]
BAB III
PENUTUP
1.
Daftar
Pustaka
Purwadi.2005.Upacara Tradisional Jawa. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
H.M Murlich dan Muhanmad Damami. 2007.Adat
dan islam dalam khasana budaya kraton Yogyakarta.Yayasan Kebudayaan Islam
Indonesia.Yogyakarta
Khadziq.2009.Islam dan Budaya Lokal.Teras.Yogyakarta
www.google.co.id/profesi -bersih-desa/doc
2. Kesimpulan
Bersih desa
yaitu salah satu upacara adat Jawa yang diselenggarakan setelah panen padi
dengan maksud untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil panen dan menjauhkan
warga desa dari malapetaka atau bala.
[1]Maksudnya: Aku
limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
[2] Khadziq, Islam dan Budaya Jawa
(Yogyakarta:Teras, 2009), hal 88.
[3] Purwadi, Upacara Tradisional
Jawa (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005),hal 22.
[4]
Muhammad Damami Zein, Adat dan Islam dalam Khasanah Budaya Kraton
Yogyakarta(Yayasan Kebudayaan Islam Indonesia, 2007), hal 3